Rabu, 18 Februari 2015

Masihkah Aku Sahabatmu?

kepada kau yang kusebut sahabat

Halo, sahabatku. Bagaimana kabarmu? Semoga kau selalu sehat di sana. Kabarku di sini baik-baik saja. Banyak hal yang sudah terjadi tapi akhirnya bisa kulalui dengan susah payah.

Sudah lama aku ingin mengirim surat untukmu. Tapi selalu kuurungkan niatku itu karena aku tak ingin mengganggumu. Meski sudah bertahun-tahun kita tak bertemu, tapi aku selalu memperhatikanmu dari jauh dan mendoakan kesuksesanmu. Kudengar kini kau telah menemukan passion yang sesuai untukmu. Sepertinya kau sangat menikmatinya. Selamat, ya. Akhirnya kau semakin dekat dengan mimpimu.  :)

Kau tahu,aku selalu merindukan kebersamaan kita yang penuh suka-duka. Apakah kau juga merindukanku meski kini kau sudah memiliki teman-teman baru yang punya minat yang sama denganmu? Mungkinkah aku bukan lagi sahabatmu karena jalan kita tak lagi sama? Ataukah sejak awal kau memang tidak menganggapku sahabatmu?

Aku di sini juga sedang memperjuangkan mimpi sepertimu. Tapi aku selalu berharap untuk bisa bertemu denganmu di sela-sela kesibukanku. Bagaimana denganmu? Tak bisakah kau sedikit saja menyempatkan diri untuk bertemu denganku? Atau setidaknya menghubungiku via telepon. Aku selalu berusaha menghubungimu tapi jawabanmu selalu saja sibuk. Apakah aku hanya mengganggumu?

Maafkan keegoisanku ini. Aku hanya tak ingin persahabatan kita renggang, berjarak, dan akhirnya terputus. Aku ingin tetap selamanya bersahabat denganmu karena tak ada seorang pun yang mampu menggantikan tempatmu di hatiku.

Salam rindu,

Seseorang yang menganggapmu sahabat.

(18.02.2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar