Senin, 24 Desember 2012

TERIMA KASIH IBU

Suatu hari, aku ingin berbelanja ke toko buku Gramedia. Karena saudara-saudaraku sedang sibuk, aku pun berniat untuk pergi seorang diri. Seperti biasa, sebelum berangkat aku meminta izin kepada ayah dan ibu.

Ibu tampak resah melihatku ingin keluar sendirian. Beliau pun menyatakan keinginannya untuk menemaniku ke sana. Aku sebenarnya tidak ingin ibu pergi. Bukan karena risih ataupun malu, tapi karena kondisi ibu yang kurang sehat. 

Aku menolak. Kukatakan kalau aku bisa pergi sendiri. Aku sudah besar, sudah bisa jaga diri. Kuminta ibu untuk beristirahat saja di rumah. Namun, ibuku tetap bersikeras untuk ikut. Beliau mengatakan kalau beliau baik-baik saja. Karena aku tidak bisa memberikan alasan lain, aku pun setuju untuk ditemani oleh ibu.

Sesampainya di sana, ibu menemaniku berkeliling toko buku. Satu jam berlalu. Aku sudah memilih beberapa buku untuk kubeli. Ibu tampaknya mulai lelah berdiri. Sayangnya, waktu itu belum ada tempat duduk di toko buku itu. Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama di sana, menikmati suasananya yang tenang sembari membaca buku yang segelnya telah terbuka. Tetapi, aku tak mungkin membiarkan ibu kelelahan berdiri.

Ibu sudah tak bisa berdiri apalagi berjalan terlalu lama. Beliau pernah menderita penyakit lumpuh, dan hingga saat ini kesehatannya belum seratus persen pulih kembali. Karena tak ingin ibu sakit lagi, aku segera membayar buku-buku pilihanku di kasir. Setelah itu, kami singgah di sebuah restoran untuk makan siang lalu pulang ke rumah.

Terima kasih, ibu. Aku sungguh tersentuh melihat betapa sayangnya engkau kepadaku. Engkau rela melupakan sakitmu demi menemaniku berbelanja. Aku sayang padamu, Ibu. Semoga Allah selalu mencurahkan kesehatan kepada ibu agar kita bisa berjalan-jalan dengan santai seperti sediakala.



(*) Diikutkan dalam kuis FTS dalam rangka Hari Ibu oleh Kaifa Organizing. Alhamdulillah MENANG & berhadiah buku ^_^

Kamis, 20 Desember 2012

AKU DAN AKU


Aku adalah Aku
Tapi aku bukanlah Aku
Aku hanyalah bayangan Aku

Aku diciptakan oleh Aku
Dan akan kembali kepada Aku

Aku ada dan tidak terbatas
Sedangkan aku hanyalah seorang fana


Rabu, 19 Desember 2012

NIJI

“Ame...” katamu memulai obrolan dari seberang sana.

Kau selalu mengabarkanku tiap kali hujan turun. Ame berarti hujan dalam bahasa Jepang. Kau sangat menyukai hujan.

“Benarkah? Aku ingin melihat niji. Tapi di sini hujan belum turun,” balasku sedih.

Suasana hatiku sedang buruk. Aku berharap bisa melihat pelangi untuk membuatku ceria. Aku sedang punya masalah. Telah kuberitahukan padamu sebelumnya. Sayangnya, kau juga tak punya solusi untuk itu. Namun, keberadaanmu bagai awan yang meneduhkanku. Aku cukup tenang karenanya.

“Nampaknya orang-orang sedang menikmatinya saat ini. Kau juga akan melihatnya sebentar,” ujarmu.

“Bagaimana mungkin? Di sini kan sedang tidak hujan,” keluhku.

“Terlalu banyak kabut yang menyelimutimu sehingga pelangi itu tak mampu kau lihat. Cobalah untuk melepaskan kabut itu,” balasmu lagi.

Awalnya, aku tak paham. Namun, kini aku mengerti. Aku tak seharusnya membiarkan kabut itu menyelimutiku. Sebaliknya, aku harus bisa menciptakan pelangiku sendiri agar hatiku kembali cerah seperti langit biru di angkasa.





Yuphe Himura – nama pena dari Ayu Pertiwi. Terlahir pada tanggal 8 Februari 1992. Berstatus sebagai mahasiswi FBS UNM. Kunjungi akunnya via facebook: www.facebook.com/ayuhimura, twitter: @yuphehimura, email: yuphehimura@gmail.com, atau blog: http://yuphehimura.blogspot.com.

Kamis, 06 Desember 2012