Aku adalah seorang anak kecil berumur 5 tahun. Ini tahun pertamaku di TK. Aku berhasil mendapatkan peringkat 1 dan sudah bisa membaca. Di rumah, aku senang membaca & belajar menulis.
Sabtu, 28 Desember 2013
Mohon Ayah ♡ Ibu
Aku adalah seorang anak kecil berumur 5 tahun. Ini tahun pertamaku di TK. Aku berhasil mendapatkan peringkat 1 dan sudah bisa membaca. Di rumah, aku senang membaca & belajar menulis.
Sabtu, 21 Desember 2013
Sepucuk Surat untuk Ibu
Kulihat kauterus mengulas senyum
padahal kaumenyimpan pedih dalam hatimu.
Kulihat engkau begitu tegar menjalani hidup
padahal kutahu jiwamu sungguh rapuh.
Mengapa kaumampu menyembunyikan gundahmu?
Sebegitu pedulinyakah engkau pada kami
hingga kaulupa dengan sakitmu?
Mengapa tak kaubagi saja perihmu itu
agar aku bisa meringankan beban untukmu?
Mengapa bukan aku saja yang merasakan sakit itu
agar engkau bisa menikmati hari-harimu?
Tuhan pasti sangat menyayangimu
Dia memberimu kekuatan melebihi apa yang ada pada diri-diri kami
Dia membuatmu selalu mendekatkan diri padaNya
Aku cemburu padamu, Bu.
Izinkan aku mendekapmu erat
Merasakan kasih yang tak terbatas dalam keterbatasanmu
Merasakan sayang yang takpernah habis kaubagi
Engkau adalah sosok wanita terkuat yang pernah kukenal
Senyummu, perhatianmu,
adalah nikmat untukku
Senin, 09 Desember 2013
Berkah Desember
Desember tahun lalu, saya mengadakan event kepenulisan untuk berpartisipasi dalam event ultah DeKa Publishing. Itu event terbaik menurutku, meski termasuk event keroyokan tapi perjuangan kami begitu berharga. Meski tidak menang, tapi kami bangga dengan terbitnya buku Akankah Cinta Berlabuh itu. Sebenarnya ada 2 tema event yang kami buat, yaitu Menuju Pelaminan & Diskriminasi Sosial. Sayangnya, tema Diskriminasi Sosial kurang diminati sehingga tidak mampu diikutkan dalam event Deka. Tapi ternyata itu tidak sia-sia.
Pada awal tahun 2013 ini, DeKa membuka peluang untuk membuat lini penerbitan. Saya pun bergabung. Dan Alhamdulillah pada bulan Mei 2013 Penerbit Camar yang kuajukan resmi didirikan. Dan buku pertama yang diterbitkan adalah buku Diskriminasi Sosial itu dengan judul Sejuta Wajah di Balik Debu. Sebenarnya (lagi), saya lupa apakah buku ini terbitan perdana kami, atau buku Life to Tell pesanan MIB? Tapi yang manapun itu, saya tetap bersyukur. Meski baru 2 buku yang terbit, saya senang mempunyai penerbitan sendiri yang bisa saya kembangkan nantinya ^_^
Desember tahun ini juga sangat berkesan bahkan lebih berkesan menurutku. Bulan ini Honey dan saya akhirnya punya pekerjaan! Saya diterima kerja sejak 29 November lalu di AE Publishing. Sementara Honey diterima kerja sejak 5 Desember lalu dan mulai bekerja hari ini. Belum banyak yang bisa kuceritakan, tapi aku sangat sangat sangat bersyukur atas Desember ini. Alhamdulillah ^o^
Semangat, Sayangku!
Ganbatte kudasai ^_^
What a lovely December :-*
P.s: kepada hujan, kurasakan ketentraman kala engkau hadir menemani hari-hari kami. Bawalah kenangan ini bersamamu lagi.
:)
Rabu, 04 Desember 2013
1 Litre of Tears
Diary ini digubah menjadi novel, komik, drama, dan film. Awal ketertarikanku pada film ini ketika membaca komiknya. Setelah itu kucari versi lainnya. Sekarang ini tinggal novel yang belum kuselesaikan. Sayangnya, saya hanya punya versi ebooknya (.exe) yang hanya bisa dibaca via PC.
Kisah ini benar-benar menguras air mata. Betapa perjuangannya mampu membuatnya bertahan selama 11 tahun walau akhirnya harus menyerah pada kematian. Saking terbawanya saya ke dalam ceritanya, saya jadi melow setelah menonton versi drama ini. -_-
Saya bersyukur melihat kondisiku yang sehat wal afiat Namun, saya ikut berduka mengingat sampai saat ditayangkan drama itu sekitar20.000 penduduk Jepang dikabarkan menderita penyakit yang sama dengan Aya. Kuharap penyebab & solusinya dapat ditemukan segera.
T_T
p.s: the actor of Asou Haruto in 1 Litre of Tears is so charming *_*
Itumi yang dibiang PAS. Tidak berlebihan cakepnya :p
Jumat, 22 November 2013
Bersyukur untuk Hari Ini
Hari ini aku patut untuk lebih bersyukur lagi. Bukankah Allah menjanjikan nikmat yang lebih jika kita bersyukur?
Hari ini aku bebas. Meski bukan untuk seterusnya. Meski aku tak sebebas merpati, seperti kata kahitna.
Walaupun dibebaskannya aku karena memang harus keluar membeli cartridge & servis laptop (tapi laptopnya tidak terbukti sakit), tapi aku mesti bersyukur. Karena semua itu, aku bisa berjalan-jalan mencari udara (tidak) segar. Aku bisa ke gramedia menikmati ratusan buku yang berjejer di sana. Itu adalah pemandangan yang cukup menyenangkan bagiku.
Thanks God ^^
Kamis, 21 November 2013
Konflik Batin
Aku tidak tahan lagi!
Aku ingin bebas!
Teriakku dalam hati. Aku tak mampu mengatakannya. Aku hanya mampu menangis terisak.
Lemah. Manja. Tidak mandiri. Inilah aku. Tidak ada yang bisa kulakukan.
Oh, tidak. Coba lihat diriku dari sisi positif. Aku masih hidup. Kurasa itu cukup untuk membuatku bersyukur dan berhenti mengeluh. Masih belum puas? Orangtuaku sayang padaku. Karena itulah mereka belum melepaskanku. Yah, walaupun caranya sedikit berlebihan.
Tapi hal ini membuatku kesepian.
Benarkah?
Ya. Aku tidak punya sahabat. Aku bahkan lupa bagaimana rasanya punya sahabat.
Lalu siapa mereka yang selalu hadir menemaniku?
Mereka adalah orang-orang yang setidaknya menurutku peduli padaku. Entahlah mereka menganggapku sahabat atau tidak.
Tidak apa. Setidaknya aku punya teman.
Tapi kami hanya berkomunikasi secara maya. Bahkan dengan teman sekelasku sekalipun.
Oh, tunggu. Masih ada dia, sosok yang bisa menjadi siapa saja bagiku: kakak, sahabat, dan kekasih!
Sebegitu sulitkah aku bersyukur? Begitu banyak sanggahan yang muncul.
Tidak! Aku tidak boleh begini. Aku tidak boleh fokus pada kekuranganku. Aku sebaiknya fokus untuk memperbaiki diri walau dalam keterbatasanku. Dan, aku terlahir sempurna tanpa cacat! Itu yang perlu kusyukuri meski harus hidup bertahun-tahun di dalam sangkar.
Konflik batin ini tidak sesederhana yang mampu tertuliskan.
It is me or it was me? Let's see!
Sikap sering menunda perlu diberantas. Tapi itu tidak semudah yang dibayangkan. Banyak godaan. Anime, novel, komik, kalian begitu menggiurkan. Dan pada akhirnya aku lebih memilih kalian, sesuatu yang tidak lebih penting daripada urusan yang lebih mendesak.
Akibatnya, urusan yang terbengkalai membuatku harus mengesampingkan minatku. Itulah yang harus kutanggung saat ini.
Omigosh! Aku harus berubah!
Sabtu, 19 Oktober 2013
Ex-Man
19 Oktober 2013.
Setelah sekian lama, kami akhirnya mengobrol panjang lagi meski hanya via facebook. Obrolan yang diawali dengan komentar yang sangat tidak penting di foto profilku. Obrolan itu masih terasa hangat meski aku sebenarnya merasa sedikit kikuk. Untung saja obrolan ini hanya di dunia maya.
Sejak kami putus tahun 2006, keakraban sedikit memudar. Kami bertingkah seakan tidak pernah ada hubungan spesial, hanya sekedar hubungan antara senior dan junior yang cukup dekat.
Setahun berlalu. Aku pun akhirnya berpakaian putih abu-abu, sama sepertinya. Sepulang sekolah, aku melihatnya di parkiran. Ternyata dia datang untuk mengunjungi mantan pacarnya yang juga kakak kelasku di bangku SMP dan sekarang di SMA. Perasaanku campur aduk.
Waktu berlalu, akhirnya aku dan dia berteman di facebook. Entah siapa yang memulai, kami akhirnya bercerita panjang tentang masalalu kami. Dia menceritakan semuanya. Dia meminta maaf. Aku pun begitu. Rasanya hati ini begitu lega setelah kejadian itu. Meski aku masih sempat suka padanya, namun keinginan untuk bersama takpernah ada. Dia pun begitu.
Sebelumnya, aku dan kak Amel (mantannya) juga sudah bercerita via sms. Waktu itu aku masih kelas 3 SMP. Smsan kami juga berakhir dengan maaf-maafan karena sempat saling membenci akibat cinta segitiga. Lagi, aku merasa lega.
Kemarin, kami chit-chat di foto profil FB-ku. Tiba-tiba aku teringat, 1 atau 2 hari yang lalu aku bermimpi seseorang datang ke posko KKN-ku dan menemui temanku. Namun, aku baru menyadari sosoknya ketika ia hendak pulang. Dia adalah kak Mochi, seseorang yang mengomentari foto profilku itu.
Aku tidak tahu apakah mimpi dan kehadirannya berkaitan atau tidak. Namun, munculnya dia membawa sedikit perasaan yang menggelitik jika mengingat masalalu kami. Meski begitu, meski wajahnya mirip dengan Tobey yang tampan (pemeran Peter Parker di Spiderman), tak ada niatku tuk kembali padanya. Dia pun sepertinya begitu.
Aku merasa jauh lebih bahagia dengan kekasihku saat ini. Takperlu kembali pada masalalu untuk merasakan kebahagiaan. Cukuplah ia menjadi kenangan manis dalam hidupku.
Untukmu sang mantan,
Cukuplah kamu menjadi mantan kekasih, bukan mantan teman.
Terima kasih atas kehangatan yang masih terbina meski kita telah lama berpisah. :)
(20 Okt 2013)
Selasa, 15 Oktober 2013
Menjamu Senja
Hai, Senja. Terima kasih hari ini kau mau datang lagi. Adakah cerita yang kaubawa hari ini? Aku sedang takpunya cerita untukmu. Biarkan aku menjadi penikmat senja tanpa celoteh sore ini.
Minggu, 13 Oktober 2013
Interesting Places in Tana Toraja (Speaking Task)
Word Stress
Word
desert
|
Noun
/`dezət/
|
Verb
/di`zз:t/
|
-ation
|
pro`nunce
|
pronunci`ation
|
pro`liferate
|
prolife`ration
|
|
co'mmunicate
|
communi`cation
|
|
in`vestigate
|
investi`gation
|
|
in`vigilate
|
invigi`lation
|
|
segregate
|
segregation
|
|
re`cite
|
reci`tation
|
|
in`form
|
infor`mation
|
|
`decorate
|
deco`ration
|
|
ex`claim
|
excla`mation
|
|
de`nationalize
|
denationali`zation
|
|
orga`nize
|
organi`zation
|
|
ob`serve
|
obser`vation
|
|
inter`pret
|
interpre`tation
|
|
-itious
|
am`bitious
|
|
super`stitious
|
||
-icious
|
su`spicion
|
sus`picious
|
ju`dicious
|
||
-acious
|
‘fallacy
|
fall‘acious
|
-ition
|
ex`pose
|
expo`sition
|
`definite
|
defi`nition
|
|
predi`spose
|
predispo`sition
|
|
-ician
|
`comedy
|
co`median
|
`politic
|
poli`tician
|
|
-itious
|
am`bitious
|
|
super`stitious
|
||
-icious
|
su`spicion
|
sus`picious
|
ju`dicious
|
||
-acious
|
‘fallacy
|
fall‘acious
|
-ition
|
ex`pose
|
expo`sition
|
`definite
|
defi`nition
|
|
predi`spose
|
predispo`sition
|
|
-ician
|
`comedy
|
co`median
|
-ity
|
`able
|
a`bility
|
`active
|
ac`tivity
|
|
`formal
|
for`mality
|
|
`rapid
|
`rapidity
|
|
real
|
re`ality
|
|
`public
|
pu`blicity
|
|
`humid
|
hu`midity
|
|
-ic
|
a`cademy
|
aca`demic
|
`energy
|
e`nergetic
|
|
-ify
|
`classify
|
|
`terrify
|
||
hu`midify
|
No
|
Word
|
Noun
|
Verb
|
1
|
present
|
/`preznt/
|
/pri`zent/
|
2
|
export
|
/`ekspɔ:t/
|
/Ik`spɔ:t/
|
3
|
impact
|
/`Impækt/
|
/Im`pækt/
|
4
|
import
|
/`Impɔ:t/
|
/Im`pɔ:t/
|
5
|
imprint
|
/`Imprint/
|
/Im`print/
|
6
|
incense
|
/`Insens/
|
/In`sens/
|
7
|
incline
|
/`InklaIn/
|
/In`klaIn/
|
8
|
increase
|
/`Iŋkri:s/
|
/In`kri:s/
|
9
|
indent
|
/`Indent/
|
/In`dent/
|
10
|
insert
|
/`Insз:t/
|
/In`sз:t/
|
11
|
insult
|
/`Insʌlt/
|
/In`sʌlt/
|
12
|
address
|
/`ædres/
|
/ə`dres/
|
13
|
contract
|
/`kɒntrækt/
|
/kən`trækt/
|
14
|
object
|
/`ɒbʤikt/
|
/əb`ʤekt/
|
15
|
overhang
|
/`əʊvəhæŋ/
|
/əʊvə`hæŋ/
|
16
|
converse
|
/`kɒnvз:s/
|
/kən`vз:s/
|
17
|
convert
|
/`kɒnvз:t/
|
/kən`vз:t/
|
18
|
intern
|
/`Intз:n/
|
/In`tз:n/
|
19
|
permit
|
/`pз:mIt/
|
/pə`mIt/
|
20
|
desert
|
/`dezət/
|
/di`zз:t/
|
21
|
suspect
|
/`sʌspekt/
|
/sə`spekt/
|
22
|
protest
|
/`prəʊtest/
|
/prə`test/
|
23
|
exploit
|
/`eksplɔIt/
|
/Ik`splɔIt/
|
24
|
console
|
/`kɒnsəʊl/
|
/kən`səʊl/
|
25
|
compound
|
/`kɒmpaʊnd/
|
/kɒm`paʊnd/
|
26
|
ally
|
/`ælaI/
|
/ə`laI/
|
27
|
prospect
|
/`prɒspekt/
|
/prə`spekt/
|
28
|
defect
|
/`di:fekt/
|
/dI`fekt/
|