Minggu, 23 Februari 2014

Cerita Mini: Guru Ngaji


“Assalamualaikum,” kataku sambil mengangkat gagang telepon.

“Waalaikumsalam,” jawab seseorang dengan nada akrab. Dari suaranya aku tahu beliau adalah guru mengajiku di TPA Ali Imran.  Beliau baru saja mengobrol dengan kakakku yang waktu itu adalah anggota remaja masjid setempat.

“Iya, ustadz. Ada apa?” tanyaku.

“Kamu rajin shalat, kan?”

“Iya, dong!” jawabku mantap.

“Lima waktu?”

Suaraku semakin pelan, “Iya.”

“Bohong...”

Aku tersentak! Suaraku tiba-tiba terasa berat. Pada akhirnya, aku tak mampu berbohong. Dengan terbata, aku pun menjawab, “I-iya, Ustadz.”

Begitulah cara beliau mengontrolku sebagai salah seorang santriwati andalannya. Aku pun dinasehati habis-habisan setelah itu. Aku hanya bisa nyengir sambil menahan malu. Aku sangat menghormatinya. Menurutku beliau adalah guru yang mengagumkan. Beliau tidak hanya sekedar mengajar kami mengaji dengan fasih, tapi juga menuntun kami untuk mempelajari agama dengan lebih baik lagi. Karenanya pulalah aku mendapatkan ilmu tentang berhijab dan istiqomah mengenakannya hingga kini. [] 


5 komentar: