Kamis, 18 Juni 2015

Dia dan Seorang Pecundang

Kehadirannya bukan karena kebetulan. Dia diutus untuk menjemput seseorang yang selalu mengharapkan kedatangannya. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia mengunjungi orang itu. Ia selalu datang ke sana, memberi sinyal bahwa ia telah datang. Tapi sinyal itu terkadang tidak disadari oleh orang itu. Tak jarang pula ia berhadapan langsung dengannya, tapi orang itu malah abai.

Ketika ia lelah, ia pergi sejenak meninggalkan orang itu. Pada saat itu, orang tersebut kembali gelisah menantinya. Dia pun kembali diutus. Ketika ia datang lagi dengan membawa sesuatu yang lebih berat namun menjanjikan, orang itu malah kehilangan nyali, tidak berani mendekat selangkah pun. Orang itu hanya terus menatapnya dari jauh ketimbang mendekatinya. Orang itu tampak ragu. Ingin mendekat tapi takut keputusannya itu salah. Tapi juga tak ingin melepaskannya.

Setelah sekian lama, dia benar-benar lelah dengan sikap orang itu. Ia pun berlalu meninggalkan pecundang di belakangnya yang terlalu lama menimbang dalam kekhawatiran yang berlebihan. Dia yang pergi bernama KESEMPATAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar