Dekil
Mungil
Menadahkan
tangan untuk memohon
Memelaskan
wajah untuk meminta
Berharap ada
belas kasihan
Yang memberi
setitik harapan
Tiada mengeluh
karena lidah keluh
Tiada menangis
karena air mata sudah habis
Seperti itulah
yang mampu kulihat dari wajah sesosok gadis kecil berumur sekitar enam tahun
itu. Dia mengintip ke rumah makan tempatku menyantap makan siang bersama teman
baikku. Rambutnya kusut, wajahnya kusam, perutnya buncit. Mungkin dia terserang
busung lapar akibat jadwal makan yang tak menentu.
Dengan bajunya yang lusuh
dan kaki yang beralaskan bumi ia pun masuk dengan perlahan. Dia datang bukan
untuk memesan makanan, melainkan mengais rezeki di balik orang-orang berduit di
sini. Ada banyak orang di sini, mungkin dia berpikir akan mendapatkan uang yang
lebih banyak dari biasanya di tempat ini. Sungguh miris hatiku melihatnya.
Kemana orang tuanya? Begitulah pikirku dalam diam. Apa yang telah dilakukan
orang tuanya sampai mereka tega membiarkan anaknya mengemis? Ah, mungkin mereka
sedang sakit dan tak mampu mencari nafkah, sehingga anaknya rela melakukan hal
seperti ini. Kucoba untuk menepis prasangka burukku.
Terlihat
dirinya sedang memandang setiap pengunjung dan mencari orang yang pantas untuk
dimintai sedikit rezeki untuknya. Aku yang duduk bersama temanku di sudut dalam
rumah makan ini tak terlihat olehnya karena tertutup oleh banyaknya pengunjung
di sekitar kami. Pandangannya tertuju kepada seorang bapak yang berbadan gemuk
memakai kaos oblong dan bergaya layaknya remaja masa kini padahal style seperti
itu sudah tak pantas lagi untuknya. Dia mendekati orang itu yang sedang makan
bersama seorang gadis yang mengenakan seragam SMA di sisi kanan rumah
makan. Mungkin anaknya, pikirku positif
walaupun gadis itu tak mirip dengannya. Kucoba menerka apa yang dikatakan anak
itu melalui bibir tipisnya yang mungil. “Om, minta uangnya om, saya lapar
om..”, ucapnya dengan wajah memelas. Gadis SMA itu menatapnya sinis dengan
bibir dimiringkan tanda jijik terhadap anak kecil itu. Bapak yang sedang
menyeruput jus jeruk miliknya enggan berbalik dan hanya mengibaskan tangannya
sebagai isyarat mengusirnya. Anak kecil itu mencoba memohon kepada si gadis
SMA, “Kak, tolong berikan sedikit saja.. Saya belum makan kak..”. Gadis SMA itu
lalu mengambil seiris mentimun di atas piring makannya. Ternyata dia orang yang
baik, pikirku sesaat sebelum gadis itu melemparkan mentimun itu ke wajah si
anak. Anak itu pun segera menjauh ketakutan.
Gadis kecil itu
kembali mencari pertolongan di tengah ramainya rumah makan ini. Ia berjalan
menuju seorang wanita berjilbab yang sedang duduk menunggu makanan. Dia kembali
meminta, “Bu, saya mau makan tapi tak punya uang..” Ibu itu pun membuka tasnya,
tapi sepertinya ia melupakan dompetnya di suatu tempat karena wajahnya berubah
menjadi panik dan bergegas keluar dari rumah makan setelah minta maaf kepada
anak itu. Oh, malang. Giliran ada yang ingin menolong, si penolong tak punya
uang. Ingin rasanya ku menolongnya, namun aku pun tak punya uang. Makan siang
ini pun hanya dibayarkan oleh temanku itu. Ingin ku ajak ia makan bersama kami
tapi sayangnya makananku sudah habis. Temanku masih sementara menyantap
makanannya. Ingin rasanya kusampaikan keinginanku untuk memintakan anak itu
makanan kepada temanku, tapi hatiku tak enak karena dia sudah terlalu banyak
menolongku. Aku berpikir, seandainya para koruptor tidak mengambil uang
yang bukan haknya, mungkin anak ini
berhak untuk mendapatkan uang itu. Itu kan uang rakyat. Seharusnya uang itu
diberikan kepada anak seperti si gadis kecil ini. Tiba-tiba pandangan kami
bertemu, dia berusaha menjangkau mejaku tetapi seorang pria tinggi yang
merupakan pelayan di rumah makan ini menangkap tangannya dan menyeretnya keluar.
Aku tak mampu berbuat apa-apa, aku hanya berdoa dalam hati untuknya, semoga ia
dituntun olehNya untuk mendapatkan rezeki yang halal dan bisa mencukupi
kebutuhannya. Ya Allah, kuatkanlah hatinya dalam menghadapi kehidupan yang
keras ini.
klo ni bukan isi? trus apa dong ini namanya???
BalasHapuswah .. saluut. kyk mmbca tulisan pnulis trkenal.. wkwkw. tp, cepren nya kog pendek btul ? msh mw bc, eh. ceritanya dah habis.
BalasHapustes :g:
BalasHapus