Rabu, 11 Februari 2015

Berjuanglah, Lelakiku!

Lelakiku, bagaimana jiwamu? Apakah penuh luka akibat perjalanan jauh yang harus kautempuh?

Maafkan aku, Lelakiku.
Karenaku, kau harus melewati jalan setapak berbatu untuk bisa sampai kepadaku. Jalan itu tidak semulus yang kaukira. Aku ingat, kau bahkan terkejut saat pertama kali mengetahui bahwa aku menunjukkan jalan rahasia padamu.

Jalan ini hanya diketahui oleh beberapa orang--dan mereka semua menyerah ketika baru berjalan beberapa langkah. Tapi kau, dengan senyum tulus dan sebuah kotak yang kaugenggam erat, engkau telah melewati dua per lima jalan itu.

Dengan susah payah kau terus menggenggam kotak itu demi bertemu denganku. Demi bersatu denganku. Aku tak pernah mengira kau akan bertahan selama ini. Meski penghalau datang silih berganti, namun kau tetap pada pendirianmu untuk menjemputku.

Kau tahu, tidak sehari pun aku lupa mengirimkan doa ke langit ketujuh. Meminta-Nya untuk selalu menjagamu--karena aku tidak berdaya untuk itu.

Kau tahu, tidak sehari pun aku luput memandangimu dari kejauhan. Melihatmu berjalan tertatih menuju rumahku.

Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu sendirian. Aku pun di sini sedang berjuang demi tujuan suci kita. Demi mimpi-mimpi yang telah kita anyam bersama-sama.

Jangan khawatir, aku akan selalu mengirim surat untukmu. Kau boleh duduk sebentar untuk membacanya sebelum melanjutkan perjalananmu.

Aku yakin, surat-suratku akan memberimu energi baru untuk terus melangkah. Karena bersama suratku terselip doa yang tulus untuk kebahagiaanmu dan kebahagiaan kita.

Dari perempuanmu yang sedang menanti di beranda rumah

Makassar, 11 Februari 2015

1 komentar:

  1. Mudah2an orang yang saya maksud benar. Salut juga sama dia...... Semoga tujuan suci itu tercapai.. Amiin

    BalasHapus