Sabtu, 01 Juni 2013

Bintang dan Pelangi

Ketika kaubilang senang memandangi gemintang, kucoba memandanginya tiap malam, hingga akhirnya kumulai menyukai bintang-bintang itu. Apakah ini tandanya aku mulai menyukaimu?

Kata Dibs, setiap orang seharusnya mempunyai bintangnya sendiri. Kurasa kamu setuju dengannya. Sementara diriku tidak, mungkin belum. Aku sudah menyukai gemintang, tapi belum menunjuk satu bintang spesial untukku.

Setelah kurenungkan, kurasa aku hanya memaksakan diri untuk menyukaimu. Aku sebenarnya lebih senang melihat pelangi. Warnanya seakan membentangkan berbagai hasrat dalam jiwaku - tentang impian, cita-cita, dan harapan.

Aku pun menyadari satu hal: bintangmu dan pelangiku tak mungkin bersatu. Mereka bertolak belakang. Seperti kamu dan aku yang tak pernah bisa sepaham.

Aku tersadar. Selama ini aku ternyata memiliki sebuah bintang yang tak pernah berpisah dengan pelangi. Bintang yang selalu menantiku meski aku menghilang di langit biru. Dia, matahariku.

3 komentar:

  1. Suka sekali! Imajinasi yg bagus dari kecerdasannya mbak merangkai kata. Jaya teruusss nulisnya ya mbak...

    BalasHapus
  2. Suka sekali! Imajinasi yg bagus dari kecerdasannya mbak merangkai kata :) Jaya teruusss nulisnya mbak...

    BalasHapus
  3. Makasih mbak ^_^
    Meski masih jauh dari sempurna, tapi karena ada yg baca, saya jadi semangat menulis lagi nih :D

    BalasHapus